Langsung ke konten utama

Suku-suku asal Riau

Provinsi Riau merupakan sebuah provinsi yang berlokasi di sebelah timur pulau Sumatera bagian tengah. Pusat pemerintahannya berlokasi di kota Pekanbaru. Berdasarkan budayanya, mayoritas penduduk asli provinsi Riau terdiri dari suku Melayu (pesisir) dan suku Minangkabau. Suku Melayu mendiami kawasan sepanjang tepian sungai-sungai dari bagian tengah provinsi Riau hingga pesisir provinsi Riau dan pulau-pulau disekitarnya. Suku Minangkabau mendiami kawasan sepanjang tepian sungai-sungai dari bagian tengah provinsi Riau ke hulu hingga ke tepi pegunungan Bukit Barisan yang berbatas dengan provinsi Sumatera Barat. Selain itu juga terdapat komunitas terasing seperti suku Bonai, Akit, Sakai, Duano dan Talang Mamak dengan adat dan budayanya masing-masing.


Suku Melayu

Yaitu masyarakat berbudaya Melayu layaknya saudara-saudara Melayu terdekat mereka dari kepulauan Riau dan bagian selatan Semenanjung (terutama masyarakat Melayu di Johor, Selangor, Melaka serta Singapura). Masyarakat budaya Melayu ini mendiami pesisir kabupaten Rokan Hilir, kabupaten Bengkalis, kabupaten Siak, kabupaten Pelalawan, kabupaten Kepulauan Meranti, sebagian besar kabupaten Indragiri Hulu dan kabupaten Indragiri Hilir.

Masyarakat Melayu di Rokan Hilir berdialek dengan ciri khas kata-kata berakhiran "o" (Apo). Masyarakat Melayu di Rokan Hilir mendiami pesisir, tepian sungai Rokan dan anak-anak sungainya serta tepian sungai lainnya. Dulu masyarakat Melayu di Rokan Hilir terbagi kedalam tiga kenegerian yaitu Kubu (pesisir pantai dan tepian sungai Kubu), Bangko (tepian sungai Bangko dan hilir sungai Rokan hingga muara, sungai lainnya, serta pesisir pantai), dan Tanah Putih (daerah di hilir sungai Rokan sebelum Bangko).

Masyarakat Melayu di Dumai, Bengkalis, Siak, kepulauan Meranti, dan Pelalawan, mereka berdialek Melayu akhiran "o". Terutama mendiami Dumai, pesisir Bengkalis, tepian sungai serta pulau-pulau di lepas pantai di kabupaten Bengkalis dan Dumai, tepian sungai Siak dari Pekanbaru hingga muaranya dan tepian sungai lainnya di kabupaten Siak serta di pesisir kabupaten Siak, kepulauan Meranti (pulau Merbau, Rangsang, dan Tebing Tinggi), serta tepian sungai Kampar di kabupaten Pelalawan. Selain itu di sebagian Bengkalis, sebagian kepulauan Meranti, pesisir Pelalawan dan pulau-pulau disekitarnya berdialek Melayu berakhiran "e pepet" (Ape Upin ipin).

Masyarakat Melayu Indragiri berdialek Melayu berakhiran "e pepet" juga ada yang berakhiran "o" terutama di Indragiri Hilir bagian selatan (Keritang, Tanah Merah, dan sekitarnya). Mereka terutama mendiami tepian sungai Indragiri dari Rengat hingga muara nya dan tepian sungai-sungai lainnya, serta di pesisir kabupaten Indragiri Hilir.

Kerabat mereka, masyarakat Melayu dari Kepulauan Riau dan bagian selatan Semenanjung berdialek berakhiran "e pepet".

Masyarakat Melayu di provinsi Riau menarik garis keturunan secara Patrilineal (garis Bapak) atau Parental (garis Bapak atau Ibu). Mereka juga tidak mengenal klan/marga.


Suku Minangkabau

Yaitu masyarakat pengusung budaya Minangkabau asli dari provinsi Riau (bukan perantau dari Sumatera Barat). Mereka mendiami daerah tepian sungai Rokan dan anak-anak sungainya (sungai Rokan Kanan/sungai Lubuh, sungai Kumu, sungai Sosah), dalam wilayah kabupaten Rokan Hulu dan bagian selatan kabupaten Rokan Hilir (kecamatan Tanjung Medan, Pujut, Rantau Kopar, dan Tanah Putih). Daerah tepian sungai Tapung Kanan dan sungai Tapung Kiri, dalam wilayah kabupaten Kampar dan daerah bagian selatan kabupaten Rokan Hulu (kecamatan Tandun dan Kabun). Daerah tepian sungai Kampar dan anak-anak sungainya (sungai Nilo, sungai Segati, sungai Kampar Kiri, sungai Lipai Siabu, sungai Sitingkai, Sungai Singingi, sungai Subayang, sungai Bio, dan anak sungai Kampar lainnya) dalam wilayah kabupaten Kampar, bagian utara kabupaten Kuantan Singingi (kecamatan Singingi Hilir, Singingi, dan Logas Tanah Darat) dan kabupaten Pelalawan di bagian selatan sungai Kampar. Daerah tepian sungai Kuantan-Indragiri, dalam wilayah kabupaten Kuantan Singingi dan bagian barat kabupaten Indragiri Hulu (kecamatan Peranap dan sekitarnya). Masyarakat adat Minang asli Riau ini merupakan mayoritas penduduk kabupaten Rokan Hulu, Kampar, Pelalawan dan Kuantan Singingi.

Secara bahasa, masyarakat adat Minang asli Riau ini juga tak berbeda dengan masyarakat adat Minang dari Sumatera Barat. Dialek bahasa Minang mereka merupakan dialek bahasa Minang yg termasuk kelompok dialek Minang bervokal "o" pada suku kata pertama (suku kata pertama bervokal "e pepet" dalam bahasa Indonesia menjadi vokal "o"). Contoh, Tegak : Togak, Cepat : Copek, Terbang : Tobang. Dialek ini merupakan dialek bahasa Minang yang dituturkan di pedalaman bagian timur provinsi Sumatera Barat hingga Riau dan provinsi Jambi bagian barat, mencakup kawasan Rao Mapat Tunggul di Pasaman, Aia Bangih dan Talamau Pasaman Barat, Lima Puluh Kota, sebagian besar Tanah Datar, Sijunjung, sebagian kabupaten Solok, sebagian Solok Selatan, dan Dharmasraya, kabupaten Tebo, Bungo, Merangin, dan Sarolangun.
Sedangkan kelompok dialek bahasa Minang bervokal "a" pada suku kata pertama (suku kata pertama bervokal "e pepet" dalam bahasa Indonesia menjadi vokal "a"). Contoh, Tegak : Tagak, Cepat : Capek, Terbang : Tabang. Dialek ini dituturkan masyarakat Minangkabau dari pedalaman Sumatera Barat bagian baratnya, mencakup kawasan Pasaman bagian selatan, Agam, sebagian kecil Tanah Datar, sebagian besar kabupaten Solok, dan sebagian besar Solok Selatan. Berlanjut ke sepanjang pesisir Sumatera Barat, ke utara sampai pesisir barat provinsi Sumatera Utara (dialek Pasisi) hingga pesisir barat provinsi Aceh (dialek Jamee). Ke selatan hingga kabupaten Mukomuko provinsi Bengkulu.

Masyarakat adat Minang asli Riau ini juga tak jauh berbeda dengan masyarakat darek Minangkabau (pedalaman) di Sumatera Barat. Mereka memiliki Rumah Gadang bergonjong khas Minangkabau yang tidak ditemui di pesisir barat Sumatera Barat, serta rumah tradisional berciri khas lain yang juga mirip dengan rumah-rumah tradisional di beberapa kawasan Sumatera Barat. Mereka menarik garis keturunan secara matrilineal (garis keturunan ibu) sehingga klan/marga (bahasa Minang: suku) diturunkan dari garis ibu. Terdapat beragam klan/suku masyarakat Minang diantaranya di Rokan Hulu dan bagian selatan Rokan Hilir yaitu suku-suku atau klan Kandang Kopuoh, Molayu, Kuti, Bonuo, Ampu, Moniliang, Maih, Soborang, Pungkuik, Piliang, Pitopang, Domo, Caniago. Di Kampar, Pelalawan, Kuantan Singingi, dan bagian barat Indragiri Hulu, terdapat suku-suku atau klan Piliang, Caniago, Pitopang, Malayu, Domo, Kampai, Bendang, Mandailiong, Piabadar, Caromin, Lubuk, Pelabi, Penyabungan, dll. Pemimpin kaum diturunkan berdasarkan garis ibu, serta pewarisan harta pusaka tinggi diwariskan berdasarkan garis ibu. Selain itu, secara tradisional mereka juga mengaitkan asal usul dari dataran tinggi Minangkabau, tak berbeda dengan masyarakat Minangkabau di pesisir barat Sumatera Barat.

Secara kedekatan dialek bahasa nya, dialek Minang Rokan memiliki kedekatan dengan dialek Minang Rao di Pasaman serta dialek di sebagian kawasan kabupaten Lima Puluh Kota.
Dialek Minang Kampar kanan dan beberapa kawasan Rokan Hulu (Kobun, Tandun, dan Aliantan), memiliki kedekatan dialek dengan dialek Minang di Lima Puluh Kota pada kawasan Kapur IX dan Pangkalan.
Dialek Minang Kampar Kiri dan Singingi kabupaten Kuantan Singingi memiliki kedekatan dialek dengan dialek Minang dari sebagian Tanah Datar, Sijunjung dan Dharmasraya.
Dialek Minang Kuantan, secara umum juga sangat dekat dengan dialek bahasa Minang di Sijunjung, namun juga ada kemiripan dengan dialek Sungai Naniang Lima Puluh Kota pada kata-kata yang berakhiran "al", "il", "ul", "ar", "ir", dan "ur" (Sesal jadi Sosal, Ganjil jadi Ganjial, Tunggul jadi Tunggual, Benar jadi Bonar, Air jadi Ayiar, Aur jadi Auar).
Dialek masyarakat adat Minang di Rokan Hilir tak jauh berbeda dengan dialek Rokan Hulu.
Dialek masyarakat Petalangan, walau secara adat budaya mereka berbudaya Minang, namun bahasa mereka sudah seperti peralihan bahasa Minang ke bahasa Melayu karena dihilirnya yaitu kawasan pesisir sudah murni didiami masyarakat Melayu Pesisir Riau yang berbahasa Melayu Riau berlogat akhiran "e pepet".
Dialek masyarakat bagian mudik kabupaten Indragiri Hulu, walau secara budaya mereka masih berbudaya Minang, namun bahasa mereka juga sudah seperti peralihan bahasa Minang ke bahasa Melayu Riau karena di hilirnya yaitu kawasan Rengat sudah berbahasa Melayu Riau berlogat akhiran "e pepet".


Suku-suku terasing yang secara bahasa masih termasuk kelompok masyarakat yang menuturkan macrolanguage bahasa Melayu yaitu suku Bonai di Rokan Hulu dan Rokan Hilir, suku Sakai di Bengkalis dan Siak, suku Akit di Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan Siak, suku Talang Mamak di Indragiri Hulu, dan suku Duano yang berbahasa Duano di kuala sungai Indragiri dan kawasan pulau-pulau lainnya di pesisir timur. Masyarakat Bonai, Sakai, dan Talang Mamak, secara tradisional juga masih mengaitkan asal usul nenek moyang mereka dari dataran tinggi Minangkabau (Darek Minangkabau).

Sedangkan suku-suku pendatang yang mendiami Riau adalah suku Minangkabau asal Sumatera Barat, Batak, Tionghoa, Jawa, Banjar, Bugis, dan lain-lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wilayah Budaya Minangkabau

Bahasa-bahasa Malayo-Chamic (cabang dari bahasa Malayo-Polynesia, dalam rumpun Austronesia) terbagi dua kelompok, yaitu Melayik dan Chamic. Bahasa-bahasa kelompok Melayik dituturkan oleh suku-suku Dayak yaitu Kendayan, Keninjal, Bamayo, Iban, dll. Kemudian Urak Lawoi', Melayu dan suku-suku serumpun Melayu lainnya seperti Minangkabau, Kerinci, Besemah, Banjar, Kutai, dll. Sedangkan kelompok bahasa-bahasa Chamic dituturkan oleh suku-suku Aceh, Cham, dll. Bahasa-bahasa Kreol Melayu dituturkan oleh suku Betawi, Melayu Kokos, Melayu Bali, Melayu Sri Lanka, dll. Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa Melayik yang dituturkan oleh suku/etnis Minangkabau dan suku/etnis yang berkaitan dengan Minangkabau. Bahasa ini dituturkan di pulau Sumatera bagian tengah (termasuk dialek Penghulu di prov. Jambi bagian barat) hingga pesisir barat pulau Sumatera bagian utara (dialek Pasisi di pesisir barat prov. Sumatera Utara dan dialek Jamee / Jamu di pesisir barat prov. Aceh). Di semenanjung Tan

3. Suku bangsa Pomak (Помаци Pomatsi)

            Orang Pomak adalah komunitas muslim berbahasa Bulgaria yang berasal dari atau pribumi Bulgaria, Yunani bagian utara, Turki, Albania, Makedonia dan Kosovo. Orang Pomak menuturkan bahasa Bulgaria sebagai bahasa ibu mereka yang di Yunani dan Turki dikenal sebagai bahasa Pomak. Mereka biasanya didefinisikan sebagai Muslim Slavia. Kebanyakan orang Pomak yang hidup diluar negara Bulgaria biasanya fasih berbahasa tempatan, contohnya, orang Pomak yang hidup di Albania fasih berbahasa Albania, yang hidup di Yunani fasih berbahasa Yunani dan fasih berbahasa Turki di negara Yunani dan Turki. Belakangan ini,masyarakat Pomak di dua negara, khususnya di negara Turki, kebanyakan dari mereka telah mengadopsi bahasa Turki sebagai bahasa pertama sebagai akibat pendidikan dan hubungan keluarga dengan masyarakat Turki. Hingga saat ini, Asal usul Suku bangsa Pomak masih diperdebatkan, tetapi kebanyakan dari mereka saat ini menganggap bahwa nenek moyang mereka adalah asli suku bangsa Bul

Bahasa Minang (bagian 2)

Kelompok dialek Timur Dituturkan oleh masyarakat Minangkabau yang mendiami pedalaman Sumatera Barat bagian timur hingga Riau bagian tengah, meliputi bagian utara dan timur kabupaten Pasaman (Rao Mapat Tunggul sekitarnya), Bagian utara dan timur kabupaten Pasaman Barat (Aia Bangih dan Talu sekitarnya), Rokan Hulu Riau, Rokan Hilir Riau, kabupaten Lima Puluh Kota, kota Payakumbuh, Kampar Riau, Pelalawan Riau, sebagian kabupaten Tanah Datar, sebagian kecil kabupaten Solok, kabupaten Sijunjung, kota Sawahlunto, Kuantan Singingi Riau, bagian barat Indragiri Hulu Riau, bagian timur kabupaten Solok Selatan, dan kabupaten Dharmasraya serta barat provinsi Jambi : kabupaten Bungo, Tebo, Merangin, Sarolangun (dialek suku Penghulu). Bahasa Nogori di Negeri Sembilan dan Naning Melaka (Malaysia) juga masih bagian bahasa Minang kelompok dialek Timur. 1. Suku kata terakhir bervokal "a" dalam bahasa Indonesia. Apa - Apo Ada - Ado Nama - Namo (Vokal "a" di suku kata terakhir