Langsung ke konten utama

Bahasa Minang (bagian 2)

Kelompok dialek Timur
Dituturkan oleh masyarakat Minangkabau yang mendiami pedalaman Sumatera Barat bagian timur hingga Riau bagian tengah, meliputi bagian utara dan timur kabupaten Pasaman (Rao Mapat Tunggul sekitarnya), Bagian utara dan timur kabupaten Pasaman Barat (Aia Bangih dan Talu sekitarnya), Rokan Hulu Riau, Rokan Hilir Riau, kabupaten Lima Puluh Kota, kota Payakumbuh, Kampar Riau, Pelalawan Riau, sebagian kabupaten Tanah Datar, sebagian kecil kabupaten Solok, kabupaten Sijunjung, kota Sawahlunto, Kuantan Singingi Riau, bagian barat Indragiri Hulu Riau, bagian timur kabupaten Solok Selatan, dan kabupaten Dharmasraya serta barat provinsi Jambi : kabupaten Bungo, Tebo, Merangin, Sarolangun (dialek suku Penghulu). Bahasa Nogori di Negeri Sembilan dan Naning Melaka (Malaysia) juga masih bagian bahasa Minang kelompok dialek Timur.

1. Suku kata terakhir bervokal "a" dalam bahasa Indonesia.
Apa - Apo
Ada - Ado
Nama - Namo
(Vokal "a" di suku kata terakhir jadi "o").

Dalam dialek Pasir Pengaraian Rokan Hulu, kata Apa, Nama akan menjadi Apuw, Namu (vokal "a" di suku kata terakhir jadi "uw"/"u").


2. Suku kata terakhir berbunyi "ab" dalam bahasa Indonesia.
Sebab - Sobab
Azab - Azab
(Tetap).


3. Suku kata terakhir berbunyi "af" dalam bahasa Indonesia.
Ma'af - Maaf
Insyaf - Insaf
(Tetap).


4. Suku kata terakhir berbunyi "al" dalam bahasa Indonesia.
Jual - Jua
Sambal - Samba
Pangkal - Pangka
Tebal - Toba
Kidal - Kida
Tinggal - Tingga
(Suku kata terakhir berbunyi "al" jadi "a").

Dalam dialek sebagian Tanah Datar dan Sijunjung, kata Jual, Sambal, Pangkal, Tebal, Kidal, Tinggal akan menjadi Juegh, Sambegh, Pangkegh, Tobegh, Kidegh, Tinggegh ("al" akan berubah menjadi "egh" dengan e pepet).

Dalam dialek sebagian Kampar, kata Pangkal, Tebal, Tinggal akan menjadi Pangke, Tobe, Tingge.

Dalam dialek Kampar yang lain, kata Tinggal akan menjadi Tinggau.

Dalam dialek Sungai Naniang Lima Puluh Kota dan Kuantan, kata Jual, Sambal, Pangkal, Tebal, Kidal, Tinggal akan menjadi Jual, Sambal, Pangkal, Tobal, Kidal, Tinggal.

5. Suku kata terakhir berbunyi "ap" dalam bahasa Indonesia.
Gelap - Golok
Asap - Asok
Harap - Arok
(Akhiran "ap" menjadi "ok").


6. Suku kata terakhir berbunyi "ar" dalam bahasa Indonesia.
Kejar - Koja
Dengar - Donga
Benar - Bona
(Akhiran "ar" menjadi "a").

Dalam dialek sebagian Tanah Datar, Sijunjung, Singingi, dan Dharmasraya, kata Kejar, Dengar, Benar akan menjadi Kojegh, Dongegh, Bonegh ("ar" akan menjadi "egh" dengan "e pepet").

Dalam dialek Kampar Kanan, kata Kejar, Dengar, Benar akan menjadi Kojau, Dongau, Bonau ("ar" akan menjadi diftong "au").

Dalam dialek Kolok Nan Tuo Sawahlunto dan sebagian Kampar Kanan, kata Kejar, Dengar, Benar akan menjadi Kojou, Dongou, Bonou ("ar" akan menjadi diftong "ou").

Dalam dialek Sungai Naniang Lima Puluh Kota dan Kuantan, kata Kejar, Dengar, Benar akan menjadi Kojar, Dongar, Bonar (akhiran "ar" tetap berbunyi "ar").


7. Suku kata terakhir berbunyi "as" dalam bahasa Indonesia.
Panas - Paneh
Balas - Baleh
Lekas - Lakeh
Malas - Maleh
Gelas - Goleh
(Akhiran "as" jadi "eh").

Dalam dialek Sijunjung dan lain-lain, kata Panas, Balas, Lekas, Malas, Gelas akan menjadi Pane, Bale, Lake, Male, Gole (akhiran "as" jadi "e").


8. Suku kata terakhir berakhiran "at" dalam bahasa Indonesia.
Dekat - Dokek
Lambat - Lambek
Tempat - Tompek
Kuat - Kuek
(Akhiran "at" jadi "ek").

Dalam sebagian dialek Payakumbuh, kata Dekat, Lambat, Tempat, Kuat akan menjadi ...


9. Suku kata terakhir berakhiran "eng" dalam bahasa Indonesia.
Geleng - Geleang
Goreng - Goreang
Lereng - Lereang
(Akhiran "eng" jadi "eang" dengan diftong "ea").

Dalam dialek sebagian Tanah Datar, kata Geleng, Goreng, Lereng akan menjadi Geliang, Leghiang/Leyiang (akhiran "eng" jadi "iang" dengan diftong "ia").


10. Suku kata terakhir berbunyi "ih" dalam bahasa Indonesia.
Putih - Putiah
Pilih - Piliah
Lebih - Lobiah
(Akhiran "ih" jadi "iah" dengan diftong "ia").

Dalam dialek sebagian Tanah Datar dan Sijunjung, kata Putih, Pilih, Lebih akan menjadi Putia, Pilia, Lobia (akhiran "ih" jadi diftong "ia").

Dalam dialek Rokan IV Koto, kata Putih, Pilih, Lebih akan menjadi Putieh, Pilieh, Lobieh (akhiran "ih" akan menjadi "ieh" dengan diftong "ie").

Dalam dialek Kampar, kata Putih, Pilih, Lebih akan menjadi Putio, Pilio, Lobio (akhiran "ih" akan menjadi diftong "io").


11. Suku kata terakhir berbunyi "ik" dalam bahasa Indonesia.
Baik - Baiak
Cerdik - Codiak
Bisik - Bisiak
(Akhiran "ik" akan menjadi "iak" dengan diftong "ia").

Dalam dialek Rokan IV Koto, kata Baik, Cerdik, Bisik akan menjadi Baiek, Codiek, Bisiek (akhiran "ik" akan menjadi "iek" dengan diftong "ie").

Sedangkan dalam dialek Kampar, kata Baik, Cerdik, Bisik akan menjadi Baiok, Codiok, Bisiok (akhiran "ik" akan menjadi "iok" dengan diftong "io").


12. Suku kata terakhir berbunyi "il" dalam bahasa Indonesia.
Ganjil - Ganjia
Bedil - Bodia
Sambil - Sambia
(Akhiran "il" akan menjadi "ia", dengan diftong "ia").

Dalam dialek Sijunjung dan sebagian Tanah Datar, kata Ganjil, Bedil, Sambil akan menjadi Ganjigh, Bodigh, Sambigh (akhiran "il" akan menjadi "igh").

Dalam dialek Rokan IV Koto, kata Ganjil, Bedil, Sambil akan menjadi Ganjie, Bodie, Sambie ("il" akan menjadi "ie" dengan diftong "ie", e nya e taling).

Dalam dialek Sungai Naniang Lima Puluh Kota dan Kuantan, kata Ganjil, Bedil, Sambil akan menjadi Ganjial, Bodial, Sambial ("il" akan menjadi "ial", dengan diftong "ia").


13. Suku kata terakhir berbunyi "ing" dalam bahasa Indonesia.
Samping - Sampiang
Kering - Koriang
Tebing - Tobiang
(Akhiran "ing" akan menjadi "iang", dengan diftong "ia").

Dalam dialek Kampar, kata Samping, Kering, Tebing, akan menjadi Sampiong, Koghiong, Tobiong ("ing" akan menjadi "iong", dengan diftong "io").


14. Suku kata terakhir berbunyi "ir" dalam bahasa Indonesia.
Gambir - Gambia
Air - Aia
Cibir - Cibia
Bibir - Bibia
("Ir" akan menjadi "ia", dengan diftong "ia").

Dalam dialek Sungai Naniang Lima Puluh Kota dan Kuantan, kata Gambir, Air, Cibir, Bibir akan menjadi Gambiar, Aiar, Cibiar, Bibiar (akhiran "ir" akan menjadi "iar", dengan diftong "ia").

Dalam dialek Kampar dan Dharmasraya, kata Gambir, Air, Cibir, Bibir akan menjadi Gambiu, Aiu, Cibiu, Bibiu (akhiran "ir" akan menjadi "iu", dengan diftong "iu").

Dalam dialek Sijunjung dan sebagian Tanah Datar, kata Gambir, Air, Cibir, Bibir akan menjadi Gambigh, Aigh, Cibigh, Bibigh (akhiran "ir" akan menjadi "igh").

Dalam dialek Rokan IV Koto, kata Gambir, Air, Cibir, Bibir akan menjadi Gambie, Aie, Cibie, Bibie (akhiran "ir" jadi diftong "ie").

15. Suku kata terakhir berbunyi "is" dalam bahasa Indonesia.
Habis - Abih
Manis - Manih
 (Akhiran "is" akan menjadi "ih").

Dalam dialek Kampar dan Sijunjung, kata Habis, Manis akan menjadi Abi, Mani (huruf "h" hilang).


16. Suku kata terakhir berbunyi "it" dalam bahasa Indonesia.
Sakit - Sakik
Terbit - Tobik
Sempit - Sompik
(Akhiran "it" akan menjadi "ik", "k" dibaca seperti huruf hamzah / ' ).


17. Suku kata terakhir berbunyi "uh" dalam bahasa Indonesia.
Jauh - Jauah
Keruh - Koruah
Buluh - Buluah
Basuh - Basuah
(Akhiran "uh" akan menjadi "uah", dengan diftong "ua").

Dalam dialek Rokan IV Koto, kata Jauh, Keruh, Buluh, Basuh akan menjadi Jauoh, Koghuoh, Buluoh, Basuoh (akhiran "uh" akan menjadi "uoh", dengan diftong "uo").

Dalam dialek Kampar, kata Jauh, Keruh, Buluh, Basuh akan menjadi Jauo, Koghuo, Buluo, Basuo (akhiran "uh" akan menjadi "uo", dengan diftong "uo" dan huruf "h" hilang).

18. Suku kata terakhir berbunyi "uk" dalam bahasa Indonesia.
Batuk - Batuak
Duduk - Duduak
Tepuk - Topuak
(Akhiran "uk" akan menjadi "uak", dengan diftong "ua" dan "k" dibaca seperti huruf hamzah mati / ' ).

Dalam dialek Rokan IV Koto dan Kampar, kata Batuk, Duduk, Tepuk akan menjadi Batuok, Duduok, Tapuok (akhiran "uk" akan menjadi "uok"


19. Suku kata terakhir berbunyi "ul" dalam bahasa Indonesia.
Timbul - Timbua
Kumpul - Kumpua
Betul - Botua
(Akhiran "ul" akan menjadi "ua", dengan diftong "ua").

Dalam dialek Sijunjung, kata Timbul, Kumpul akan menjadi Timbu, Kumpu (akhiran "ul" jadi "u").

Dalam dialek Rokan IV Koto, kata Timbul, Kumpul, Betul akan menajadi Timbuo, Kumpuo, Botuo (akhiran "ul" akan menajadi "uo", dengan diftong "uo").

Dalam dialek Sungai Naniang Lima Puluh Kota dan Kuantan, kata Timbul, Kumpul, Betul akan menjadi Timbual, kumpual, Botual (akhiran "ul" akan menajadi "ual", dengan diftong "ua").

Dalam dialek Kampar, kata Timbul, Kumpul, Betul akan menjadi Timbue, kumpue, Botue (kata berakhiran "ul" akan menjadi "ue", dengan diftong "ue".


20. Suku kata terakhir berbunyi "um" dalam bahasa Indonesia.
Belum - Bolun/Olun
Minum - Minun
(Akhiram "um" jadi "un").


21. Suku kata terakhir berbunyi "ung" dalam bahasa Indonesia.
Kampung - Kampuang
Kurung - Kuruang
Gunung - Gunuang
(Kata berakhiran "ung" akan menjadi "uang", dengan diftong "ua").

Dalam dialek Kampar dan sebagian Sijunjung, kata Kampung, Kurung, Gunung akan menjadi Kampuong, Kughuong, Gunuong (akhiran "ung" akan menjadi "uong", dengan diftong "uo").

Dalam dialek Pasie Pengaraian, kata Kampung, Burung, Gunung akan menjadi Kampong, Kurong, Gunong (akhiran "ung" jadi "ong").


22. Suku kata terakhir berbunyi "up" dalam bahasa Indonesia.
Cukup - Cukuik
Hidup - Iduik
Telungkup - Tilungkuik
(Kata berakhiran "up" akan menjadi "uik", dengan diftong "ui" dan huruf "k" dibaca seperti huruf Hamzah mati / ' ).

Dalam dialek Rokan IV Koto, kata Cukup, Hidup akan menjadi Cukuk, Iduk (akhiran "up" jadi "uk").


23. Suku kata terakhir berbunyi "ur" dalam bahasa Indonesia.
Kasur - Kasua
Kubur - Kubua
(Akhiran "ur" akan menjadi "ua", dengan diftong "ua").

Dalam dialek Kampar, Sijunjung, dan Dharmasraya, kata Kasur, Kubur akan menjadi Kasu, Kubu (akhiran "ur" menjadi "u").

Dalam dialek Sungai Naniang Lima Puluh Kota dan Kuantan, kata Kasur, Kubur akan menjadi Kasuar, Kubuar (akhiran "ur" menjadi "uar", dengan diftong "ua").

Dalam dialek Rokan IV Koto, kata Kasur, Kubur akan menjadi Kasuo, Kubuo (akhiran "ur" menjadi "uo", dengan diftong "uo").


24. Suku kata terakhir berbunyi "us" dalam bahasa Indonesia.
Haus - Auih
Hapus - Apuih
Terus - Toruih
Kurus - Kuruih
(Akhiran "us" menjadi "uih", dengan diftong "ui").

Dalam dialek Kampar dan Sijunjung, kata Haus, Hapus, Terus, Kurus akan menjadi Aui, Apui, Kughui, Toghui (akhiran "us" jadi "ui", dengan diftong "ui" dan huruf "h" hilang).

Dalam dialek Rokan IV Koto, kata Haus, Hapus, Terus, Kurus akan menjadi Auh, Apuh, Towuh, Kuwuh (akhiran "us" jadi "uh").


25. Suku kata terakhir berbunyi "ut" dalam bahasa Indonesia.
Sambut - Sambuik
Kabut - Kabuik
Ribut - Ribuik
Kusut - Kusuik
Sebut - Sobuik
(Akhiran "ut" jadi "uik", dengan diftong "ui" dan huruf "k" dibaca seperti huruf Hamzah mati / ' ).

Dalam dialek Rokan IV Koto, kata Sambut, Kabut, Kusut, Sebut akan menjadi Sambuk, Kabuk, Kusuk, Sobuk (akhiran "ut" jadi "uk").


26. Suku kata terakhir berbunyi "am" dalam bahasa Indonesia.
Ayam - Ayam
Malam - Malam
Hitam - Itam
Salam - Salam
(Tetap).

Dalam dialek Rao, kata Ayam, Malam, Hitam, Salam akan menjadi Ayom, Malom, Itom, Solom (akhiran "am" jadi "om").


27. Suku kata terakhir berbunyi "an" dalam bahasa Indonesia.
Makan - Makan
Pinggan - Pinggan
Jalan - Jalan
(Tetap).

Dalam dialek Rao, sebagian Rokan Hulu, sebagian Lima Puluh Kota, sebagian Kuantan, kata Makan, Pinggan, Jalan akan menjadi Maken, Pinggen, Jalen (akhiran "an" jadi "en").


28. Suku kata terakhir berbunyi "ai" dalam bahasa Indonesia.
Kedai - Kodai
Pandai - Pandai
Semai - Somai
(Tetap).

Dalam dialek Rao, kata Kedai, Pandai, Semai akan menjadi Kodei, Pandei, Somei (akhiran "ai" akan menjadi "ei").


29. Suku kata berbunyi "au" dalam bahasa Indonesia.
Lapau - Lapau
Kerbau - Kobau
Rantau - Rantau
(Tetap).

Dalam dialek Rao, kata Lapau, Kerbau, Rantau akan menjadi Lopou, Kebou, Rantou (akhiran "au" jadi "ou", dengan diftong "ou").


30.
Langsung - Lansuang/Lansuong/Lansong
Angsur - Ansua/Ansuo/ansu
Angsa - Anso
Sengsara - Sansaro
("ng" berubah menjadi "n").


31.
Bunyi - Buni
("ny" jadi "n").


32.
Waktu - Wakotu
Kerja - Karojo
Mesjid - Masojik
("k" jadi "ko", "r" jadi "ro", "s" jadi "so").


Imbuhan
Awalan
1. Awalan "Pe"
Pendusta - Panduto
Perekat - Parakek
Penghiba - Paibo
Pemanis - Pamanih
(Awalan "pe" jadi "pa").

Dalam dialek Rao, sebagian Rokan Hulu, dan sebagian Lima Puluh Kota, kata Pendusta, Perekat, Penghiba, Pemanis jadi Ponduto, Porokek, Poibo, Pomanih (awalan "pe" jadi "po").

Dalam dialek sebagian Rokan Hulu lainnya, kata Perekat, Penghiba, Pemanis akan menjadi Purokek, Pungibuw, Pumanih (Awalan "pe" jadi "pu").


2. Awalan "be"
Bekerja - Bakarojo
Berbalik - Babaliak/Babaliok
Bertelur - Batolua/Batoluar
Berdua - Baduo
Berbeda - Babeda
(Awalan "be" jadi "ba").

Dalam dialek Rao, sebagian Rokan Hulu, sebagian Lima Puluh Kota, kata Bekerja, Berbalik, Bertelur, Berdua, Berbeda jadi Bokorojo, Bobaliak/Bobaliok, Botolua/Botoluo, Boduo, Bobeda (awalan "be" jadi "bo").

Dalam dialek sebagian Rokan Hulu, kata Bekerja, Berbalik, Bertelur, Berdua, Berbeda jadi Bukojuw, Bubaliek, Butoluo, Buduwuw, Bubeda (Awalan "be" jadi "bu").


3. Awalan "me".
Mengalah - Mangalah
Mengharap - Maarok
Memakan - Mamakan
Mencari - Mancari
Menyatu - Manyatu
Menggergaji - Manggaragaji
Mempersulit - Mampasulik
(Awalan "me" jadi "ma").

Dalam dialek Rao, sebagian Rokan Hulu, sebagian Lima Puluh Kota, kata Mengalah, Mengharap, Memakan, Mencari, Menyatu, Menggergaji, Mempersulit akan menjadi Mongalah, Moarok, Momakan, Moncari, Monyatu, Momposulik (awalan "me" jadi "mo").

Dalam dialek sebagian Rokan Hulu lainnya, kata Mengalah, Mengharap, Memakan, Mencari, Menyatu, Menggergaji, Mempersulit akan menjadi Mungalah, Muarok, Mumakan, Muncari, Munyatu, Mungergaji, Mumpusulit (Awalan "me" jadi "mu").


4. Awalan "di".
Dibaca - Dibaco
Diambil - Diambiak/Diambiok/Diamiek
(Tetap).


5. Awalan "ter".
Tertutup - Tatutuik
Terbuka - Tabukak
Terjatuh - Tajatuah
(Awalan "ter" jadi "ta").

Dalam dialek Rao, sebagian Rokan Hulu, sebagian Lima Puluh Kota, kata Tertutup, Terbuka, Terjatuh jadi Totutuik, Tobukak/Tosingkok, Tojatuah/Tojatuoh (awalan "ter" jadi "to").

Dalam dialek sebagian Rokan Hulu lainnya, kata Tertutup, Terbuka, Terjatuh, jadi Tututup, Tubukak, Tujatuh (Awalan "ter" jadi "tu").


6. Awalan "se".
Sekampung - Sakampuang/Sakampuong
Seenak - Salomak
Sesudah - Sasudah
(Awalan "se" jadi "sa").

Dalam dialek Rao, sebagian Rokan Hulu, sebagian Lima Puluh Kota, kata Sekampung, Seenak, Sesudah jadi Sokampuang/Sokampuong, Solomak, Sosudah (awalan "se" jadi "so").

Dalam dialek sebagian Rokan Hulu, kata Sekampung, Seenak, Sesudah jadi Sukampong, Sulomak, Susudah (Awalan "se" jadi "su").


7. Awalan "pe".
Peringan - Paringan
Perberat - Pabarek.
(Awalan "pe" jadi "pa").

Dalam dialek Rao, sebagian Rokan Hulu, sebagian Lima Puluh Kota, kata Peringan, Perberat jadi Poringan, Poborek (awalan "pe" jadi "po").

Dalam dialek sebagian Rokan Hulu yang lain, kata Peringan, Perberat jadi Puingan, Pumorek (Awalan "pe" jadi "pu").


Akhiran
1. Akhiran "an".
Kubangan - Kubangan
Timbangan - Timbangan
(Tetap).


2. Akhiran "kan" atau "i".
Panaskan/Panasi - Angek an/Angekkan/Angek i
Namakan/Namai - Namo an/Namokan/Namukan/Namo i
(Tetap).

Dalam dialek Rao, kata Panaskan, Namakan akan menjadi Angek ke, Namo ke (akhiran "kan" jadi "ke").

Awalan dan akhiran
1. Awalan dan akhiran "pe dan an".
Pengakuan - Pangakuan
(Awalan dan akhiran "pe" dan "an" jadi "pa" dan "an).

Dalam dialek Rao, sebagian Rokan Hulu, sebagian Lima Puluh Kota, kata Pengakuan akan menjadi Pongakuan (awalan dan akhiran "pe" dan "an" jadi "po" dan "an").

Dalam dialek sebagian Rokan Hulu yang lain, kata Pengakuan akan menjadi Pungakuan (Awalan dan akhiran "pe" dan "an" akan menjadi "pu" dan "an").


2. Awalan dan akhiran "per dan an".
Perhentian - Parantian
Pertahanan - Patahanan
(Awalan dan akhiran "per" dan "an" jadi "pa" dan "an").

Dalam dialek Rao, sebagian Rokan Hulu, sebagian Lima Puluh Kota, kata Perhentian, Pertahanan akan menjadi Porontian, Potahanan (awalan dan akhiran "per" dan "an" akan menjadi "po" dan "an").

Dalam dialek sebagian Rokan Hulu yang lain, kata Perhentian, Pertahanan akan menjadi Purontian, Putahanan (Awalan dan akhiran "per" dan "an" akan menjadi "pu" dan "an").


3. Awalan dan akhiran "se dan nya".
Sepandai-pandainya - Sapandai-pandainyo
Sejauh-jauhnya - Sajauah-jauahnyo
(Awalan dan akhiran "se" dan "nya" jadi "sa" dan "nyo").

Dalama dialek Rao, sebagian Rokan Hulu, sebagian Lima Puluh Kota, kata Sepandai-pandainya, Sejauh-jauhnya akan menjadi Sopandei-pandeinyo / Sopandai-pandainyo, Sojauah-jauahnyo / sojauoh-jauohnyo (awalan dan akhiran "se" dan "nya" akan menjadi "so" dan "nyo").

Dalam sebagian dialek Rokan Hulu yang lain, kata Sepandai-pandainya, Sejauh-jauhnya akan menjadi Supanai-panainyo, Sujauh-jauhnyo (Awalan dan akhiran "se" dan "nya" akan menjadi "su" dan "nyo").

Dalam dialek Sungai Rimbang, Suliki Lima Puluh kota, kata Sepandai-pandainya, Sejauh-jauhnya akan menjadi Sopandai-pandainye, Sojauah-jauahnye (awalan dan akhiran "se" dan "nya" akan menjadi "so" dan "nye").

 
Peta sebaran bahasa Minangkabau dialek "o" di pulau Sumatera bagian tengah

 
 
Peta sebaran bahasa Minangkabau dialek "o" di pulau Sumatera
 
Selesai, dari berbagai sumber.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wilayah Budaya Minangkabau

Bahasa-bahasa Malayo-Chamic (cabang dari bahasa Malayo-Polynesia, dalam rumpun Austronesia) terbagi dua kelompok, yaitu Melayik dan Chamic. Bahasa-bahasa kelompok Melayik dituturkan oleh suku-suku Dayak yaitu Kendayan, Keninjal, Bamayo, Iban, dll. Kemudian Urak Lawoi', Melayu dan suku-suku serumpun Melayu lainnya seperti Minangkabau, Kerinci, Besemah, Banjar, Kutai, dll. Sedangkan kelompok bahasa-bahasa Chamic dituturkan oleh suku-suku Aceh, Cham, dll. Bahasa-bahasa Kreol Melayu dituturkan oleh suku Betawi, Melayu Kokos, Melayu Bali, Melayu Sri Lanka, dll. Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa Melayik yang dituturkan oleh suku/etnis Minangkabau dan suku/etnis yang berkaitan dengan Minangkabau. Bahasa ini dituturkan di pulau Sumatera bagian tengah (termasuk dialek Penghulu di prov. Jambi bagian barat) hingga pesisir barat pulau Sumatera bagian utara (dialek Pasisi di pesisir barat prov. Sumatera Utara dan dialek Jamee / Jamu di pesisir barat prov. Aceh). Di semenanjung Tan

3. Suku bangsa Pomak (Помаци Pomatsi)

            Orang Pomak adalah komunitas muslim berbahasa Bulgaria yang berasal dari atau pribumi Bulgaria, Yunani bagian utara, Turki, Albania, Makedonia dan Kosovo. Orang Pomak menuturkan bahasa Bulgaria sebagai bahasa ibu mereka yang di Yunani dan Turki dikenal sebagai bahasa Pomak. Mereka biasanya didefinisikan sebagai Muslim Slavia. Kebanyakan orang Pomak yang hidup diluar negara Bulgaria biasanya fasih berbahasa tempatan, contohnya, orang Pomak yang hidup di Albania fasih berbahasa Albania, yang hidup di Yunani fasih berbahasa Yunani dan fasih berbahasa Turki di negara Yunani dan Turki. Belakangan ini,masyarakat Pomak di dua negara, khususnya di negara Turki, kebanyakan dari mereka telah mengadopsi bahasa Turki sebagai bahasa pertama sebagai akibat pendidikan dan hubungan keluarga dengan masyarakat Turki. Hingga saat ini, Asal usul Suku bangsa Pomak masih diperdebatkan, tetapi kebanyakan dari mereka saat ini menganggap bahwa nenek moyang mereka adalah asli suku bangsa Bul