Langsung ke konten utama

Bahasa Minang (bagian 1)

Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa dalam kelompok bahasa-bahasa Melayu (bahasa makro Melayu), cabang dari bahasa Melayu - Polinesia dalam keluarga bahasa Austronesia. Berdasarkan klasifikasi ethnologue, terdapat 33 bahasa dalam kelompok bahasa-bahasa Melayu (bahasa makro Melayu), termasuk salah satunya adalah bahasa Minang dan 14 bahasa-bahasa Melayu Kreol. Bahasa-bahasa Melayu tersebut yaitu:

Bahasa Bangka (mfb, dituturkan suku Melayu Bangka dan suku Lom).

Bahasa Banjar (bjn, dituturkan suku Melayu Banjar di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur).

Bahasa Brunei (kxd, dituturkan suku Melayu Brunei dan suku Kedayan).

Bahasa Col (liw, dituturkan suku Melayu Lembak di Bengkulu).

Bahasa Duano (dup, dituturkan suku Duano di Riau dan Jambi).

Bahasa Haji (hji, dituturkan suku Haji di Sumatera Selatan, suku Haji dan suku Komering masih bagian dari suku Lampung. Menurut ethnologue, bahasa Haji masih bagian bahasa Melayu, sedangkan bahasa Komering dan Lampung tidak termasuk kelompok bahasa-bahasa Melayu).

Bahasa Indonesia (ind, dituturkan sebagai bahasa persatuan di Indonesia).

Bahasa Jakun (jak, dituturkan suku Jakun di Malaysia).

Bahasa Kaur (vkk, dituturkan suku Kaur di Bengkulu).

Bahasa Kerinci (kvr, dituturkan suku Kerinci di Jambi).

Bahasa Kubu (kvb, dituturkan suku Kubu atau Anak Dalam di Jambi dan Sumatera Selatan).

Bahasa Lubu (lcf, dituturkan suku Ulu di Muara Sipongi dan Lubu/Siladang di Panyabungan, Sumatera Utara).

Bahasa Melayu (zlm, dituturkan suku Melayu Temiang di Aceh, Melayu di Sumatera Utara, Melayu di Riau dan Kepulauan Riau, Melayu di pesisir Jambi, Melayu pulau Belitung, dan, Melayu di Kalimantan Barat. Di Malaysia dituturkan masyarakat Melayu Perak, semenanjung bagian selatan, *Melayu Terengganu*, *Melayu Pahang*, dan Melayu Sarawak juga Melayu Singapura).

Bahasa Melayu Bacan (btj, dituturkan sebagai bahasa antar suku di pulau Bacan, Maluku Utara).

Bahasa Melayu Berau (bve, dituturkan suku Melayu Berau di Kalimantan Timur).

Bahasa Melayu Bukit (bvu, dituturkan suku Dayak Meratus di Kalimantan Selatan).

Bahasa Melayu Tengah (pse, dituturkan masyarakat Melayu di sebagian Sumatera Selatan, Melayu Besemah, Melayu Serawai dan Melayu Bengkulu di Bengkulu).

Bahasa Melayu Jambi (jax, dituturkan suku Melayu Jambi dan suku Batin).

Bahasa Melayu Kedah (meo, dituturkan suku Melayu Kedah di Malaysia, Melayu Satun di Thailand, dan Melayu Tanah Sari di Myanmar).

Bahasa Melayu Kutai Kota Bangun (mqg, dituturkan suku Melayu Kutai di Kalimantan Timur).

Bahasa Melayu Kutai Tenggarong (vkt, dituturkan suku Melayu Kutai di Kalimantan Timur).

Bahasa Melayu Makasar (mfp, dituturkan sebagai bahasa antar suku di Sulawesi Selatan).

Bahasa Melayu Patani (mfa, dituturkan suku Melayu Patani di Thailand dan suku Melayu Kelantan, Hulu Kedah, dan Hulu Perak di Malaysia).

Bahasa Melayu Sabah (msi, dituturkan sebagai bahasa antar suku di Sabah, Malaysia).

Bahasa Melayu Standar (zsm, bahasa Melayu yang dibakukan di Malaysia).

Bahasa Minangkabau (min, dituturkan suku Minangkabau di Sumatera Barat, bagian barat dan tengah Riau, dan bagian utara Bengkulu. Suku Aneuk Jamee di Aceh dan suku Pasisi di Sumatera Utara, serta suku Penghulu di provinsi Jambi).

Bahasa Musi (mui, dituturkan suku Melayu di sebagian Sumatera Selatan).

Bahasa Melayu Negeri Sembilan (zmi, dituturkan masyarakat Negeri Sembilan dan Naning Malaysia).

Bahasa Orang Kanaq (orn, dituturkan orang Kanaq di Malaysia).

Bahasa Orang Seletar (ors, dituturkan orang Seletar di Malaysia).

Bahasa Pekal (pel, dituturkan suku Pekal di Bengkulu).

Bahasa Sekak (lce, dituturkan suku Sekak di Bangka Belitung).

Bahasa Temuan (tmw, dituturkan orang Temuan di Malaysia).


Sedangkan dalam keluarga bahasa Kreol, terdapat 14 bahasa yang berdasar pada bahasa Melayu yaitu:

Bahasa Betawi (bew, dituturkan suku Melayu Betawi).

Bahasa Indonesia Peranakan (pea, dituturkan masyarakat keturunan China).

Bahasa Melayu Kreol Malaka (ccm, dituturkan masyarakat Chetti di Malaysia).

Bahasa Melayu Ambon (abs, dituturkan suku Ambon dan juga sebagai bahasa antar suku di Maluku).

Bahasa Melayu Baba (mbf, dituturkan masyarakat keturunan China/Baba Nyonya di Malaysia)

Bahasa Melayu Bali (mhp, dituturkan suku Melayu Loloan di Bali).

Bahasa Melayu Banda (bpq, dituturkan masyarakat di kepulauan Banda Maluku).

Bahasa Melayu Kepulauan Kokos (coa, dituturkan suku Melayu Kokos di Kepulauan Kokos dan pulau Natal di Australia juga keturunan Melayu Kokos di Sabah Malaysia).

Bahasa Melayu Kupang (mkn, dituturkan sebagai bahasa antar suku di Nusa Tenggara Timur).

Bahasa Melayu Larantuka (lrt, dituturkan sebagai bahasa antar suku di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur).

Bahasa Melayu Manado (xmm, dituturkan sebagai bahasa antar suku atau pergaulan di Sulawesi Utara).

Bahasa Melayu Maluku Utara (max, dituturkan sebagai bahasa antar suku di Maluku Utara).

Bahasa Melayu Papua (pmy, dituturkan sebagai bahasa antar suku di Papua).

Bahasa Melayu Kreol Sri Lanka (sci, dituturkan suku Melayu Sri Lanka).

Banyak kalangan awam yang masih bingung dengan bahasa Melayu karena dianggap sebagai satu bahasa, padahal yang disebut bahasa Melayu terdiri dari beragam varian bahasa (bahasa makro Melayu dan bahasa Kreol Melayu). Bahasa-bahasa ini dituturkan di semenanjung, pulau Sumatera, pulau Kalimantan, DKI Jakarta dan sekitarnya, bahkan pulau Bali, juga kepulauan Kokos/Keeling dan pulau Natal Australia, serta Sri Lanka (sebagai bahasa suku dan pergaulan antar suku). Beragam varian bahasa-bahasa Melayu juga dituturkan sebagai bahasa pasar dan pergaulan antar suku di Indonesia timur seperti di pulau Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, kepulauan Maluku dan Papua. Dulu bahasa Melayu juga digunakan sebagai bahasa penghubung di kepulauan Filipina sebelum penjajah Spanyol datang. Memang dalam kelompok bahasa-bahasa Melayu (bahasa makro Melayu) terdapat satu bahasa yang juga disebut bahasa "Melayu", yaitu terutama bahasa yang dituturkan suku Melayu dari pesisir timur Sumatera, kepulauan lepas pantai timur Sumatera, semenanjung bagian selatan, Singapura, dan Kalimantan Barat. Bahasa Melayu ini diberi kode "zlm" untuk membedakannya dengan bahasa-bahasa Melayu lainnya.

Bahasa Minang, adalah salah satu varian dari bahasa Melayu (bahasa makro Melayu) yang dituturkan oleh masyarakat Minangkabau. Terdapat beragam dialek dalam bahasa Minang, namun secara umum, dialek-dialek bahasa Minang dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok dialek utama. Tiga kelompok dialek itu adalah, kelompok dialek Barat (a), kelompok dialek Timur (o) dan kelompok dialek e. Kelompok dialek Barat ditandai dengan vokal "a" pada suku kata pertama (suku kata pertama bervokal "e pepet" di bahasa Indonesia akan bervokal "a" di bahasa Minang kelompok dialek Barat). Contoh: Sanggup (Talok), Pinjam (Salang), Bertengkar (Cakak), Tegak (Tagak), Senang (Sanang), Terbang (Tabang). Kelompok dialek Timur ditandai dengan vokal "o" pada suku kata pertama (suku kata pertama bervokal "e pepet" di bahasa Indonesia akan bervokal "o" di bahasa Minang kelompok dialek Timur). Contoh: Sanggup (Tolok), Pinjam (Solang), Bertengkar (Cokak), Tegak (Togak), Senang (Sonang), Terbang (Tobang). Kelompok dialek e ditandai dengan vokal "e pepet" di bahasa Indonesia akan berbunyi sama. Contoh : Sanggup (Tlok), Pinjam (Slang), Bertengkar (Ckak), Tegak (Tgak), Senang (Snang), Terbang (Tbang).


Ciri khas bahasa Minang ini salah satunya dilihat dari perbedaan vokal di awal kata dan penggunaan diftong khas Minang di akhir kata. Diftong yaitu bunyi vokal rangkap, contohnya, dalam bahasa Indonesia ada diftong
"ai" pada kata "Balai",
"au" pada kata "Kerbau",
"ei" pada kata "Survei",
Disini, penulis membandingkan perbedaan bahasa Minang dengan bahasa Indonesia berdasarkan kosa kata yang masih mirip dengan bahasa Indonesia.


Kelompok dialek Barat.

Dituturkan oleh masyarakat Minangkabau yang mendiami pedalaman Sumatera Barat bagian baratnya hingga pesisir Sumatera Barat: meliputi bagian selatan kabupaten Pasaman, kabupaten Agam, kota Bukittinggi, sebagian kabupaten Tanah Datar, kota Padangpanjang, sebagian besar kabupaten Solok, kota Solok, dan sebagian kabupaten Solok Selatan. Di pesisir mencakup kabupaten Pasaman Barat, kabupaten Padang Pariaman, kota Pariaman, kota Padang, dan sebagian besar kabupaten Pesisir Selatan dan ke utara hingga pesisir barat provinsi Sumatera Utara (dialek suku Pasisi) dan pesisir barat provinsi Aceh (dialek suku Jamee). Selain itu, bahasa Minangkabau kelompok dialek Barat juga dituturkan di kota Pekanbaru, Riau dan kawasan lainnya di provinsi Riau serta kawasan perkotaan di Sumatera Barat yang secara tradisionalnya adalah kawasan penutur kelompok dialek Timur.

1. Suku kata terakhir bervokal "a" dalam bahasa Indonesia.
Apa - Apo
Ada - Ado
Nama - Namo
(Vokal "a" di suku kata terakhir jadi "o").

Dalam dialek Pesisir Selatan bagian selatan atau dialek Indopuro, Apo, Ado, Namo akan menjadi Apu, Adu, Namu (jadi vokal "u").


2. Suku kata terakhir berbunyi "ab" dalam bahasa Indonesia.
Sebab - Sabab
Azab - Azab
(Tetap).

Dalam dialek Pariaman, Sebab, Azab akan menjadi Sabauk, Ajauk (dengan diftong "au").


3. Suku kata terakhir berbunyi "af" dalam bahasa Indonesia.
Ma'af - Maaf
Insyaf - Insaf
(Tetap).

Dalam dialek Pariaman, kata Maaf, Insyaf akan menjadi Ma'auh, Insauh (dengan diftong "au").


4. Suku kata terakhir berbunyi "al" dalam bahasa Indonesia.
Jual - Jua
Sambal - Samba
Tebal - Taba
Kidal - Kida
Tinggal - Tingga
(Suku kata terakhir berbunyi "al" jadi "a").

Dalam dialek Sungai Pagu, kata Jual, Sambal, Tebal, Kidal, Tinggal akan menjadi Juau, Sambau, Tabau, Kidau, Tinggau (dengan diftong "au").


5. Suku kata terakhir berbunyi "ap" dalam bahasa Indonesia.

Gelap - Galok
Asap - Asok
Harap - Arok
(Suku kata terakhir berbunyi "ap" jadi "ok").

Dalam dialek Pariaman, kata Sekejap akan menjadi Sakijauk (dengan diftong "au").


6. Suku kata terakhir berbunyi "ar" dalam bahasa Indonesia.
Kejar - Kaja
Gelar - Gala
Benar - Bana
Kembar - Kamba
(Suku kata terakhir berbunyi "ar" jadi "a").


Dalam dialek Sungai Pagu, kata Kejar, Gelar, Benar, Kembar akan menjadi Kajau, Galau, Banau, Kambau (dengan diftong "au").


7. Suku kata terakhir berbunyi "as" dalam bahasa Indonesia.
Panas - Paneh
Balas - Baleh
Lekas - Lakeh
Malas - Maleh
Gelas - Galeh
(Suku kata terakhir berbunyi "as" jadi "eh").

Dalam dialek Pariaman, disamping berakhiran "eh", juga ada sebagian kata-kata berakhiran "as" di bahasa Indonesia akan menjadi "aih". Gelas, Malas jadi Galaih, Malaih (dengan diftong "ai").

Dalam dialek Sungai Pagu, kata Panas, Balas, Lekas, Malas, Gelas akan menjadi Pane, Bale, Lake, Male, Gale.


8. Suku kata terakhir berakhiran "at" dalam bahasa Indonesia.
Dekat - Dakek
Lambat - Lambek
Tempat - Tampek
Kuat - Kuek
(Suku kata terakhir berbunyi "at" jadi "ek").

Dalam dialek Pariaman, disamping berakhiran "ek", juga ada sebagian kata-kata berakhiran "at" jadi "aik". Tempat, Kuat jadi Tampaik, Kuaik (dengan diftong "ai").


9. Suku kata terakhir berakhiran "eng" dalam bahasa Indonesia.
Geleng - Geleang
Lereng - Lereang
Goreng - Goreang
(Dengan diftong "ea").

10. Suku kata terakhir berbunyi "ih" dalam bahasa Indonesia.
Putih - Putiah
Pilih - Piliah
Lebih - Labiah
(Dengan diftong "ia").

Dalam dialek Padang, kata Putih, Pilih, Lebih akan menjadi Putih, Pilih, Labih.

Dalam dialek sebagian Solok, kata Putih, Pilih, Lebih akan menjadi Putieh, Pilieh, Labieh (dengan diftong "ie").

Dalam dialek Sungai Pagu, kata Putih, Pilih, Lebih akan menjadi Putia, Pilia, Labia (dengan diftong "ia" dan "h" hilang).


11. Suku kata terakhir berbunyi "ik" dalam bahasa Indonesia.
Baik - Baiak
Cerdik - Cadiak
Bisik - Bisiak
(Dengan diftong "ia").

Dalam dialek Padang, kata Baik, Cerdik, Bisik akan menjadi Baik, Cadik, Bisik.

Dalam dialek sebagian Solok, kata Baik, Cerdik, Bisik akan menjadi Baiek, Cadiek, Bisiek (dengan diftong "ie").


12. Suku kata terakhir berbunyi "il" dalam bahasa Indonesia.
Ganjil - Ganjia
Bedil - Badia
Sambil - Sambia
(Dengan diftong "ia").

Dalam dialek Padang, kata Ganjil, Bedil, Sambil akan menjadi Ganji, Badi, Sambi.

Dalam dialek Pariaman, kata Ganjil, Bedil, Sambil akan menjadi Ganjie, Badie, Sambie (dengan diftong "ie").

Dalam dialek Sungai Pagu, kata Ganjil, Bedil, Sambil akan menjadi Ganjiu, Badiu, Sambiu (dengan diftong "iu").


13. Suku kata terakhir berbunyi "ing" dalam bahasa Indonesia.
Samping - Sampiang
Kering - Kariang
Tebing - Tabiang
(Dengan diftong "ia").


14. Suku kata terakhir berbunyi "ir" dalam bahasa Indonesia.
Gambir - Gambia
Air - Aia
Cibir - Cibia
Bibir - Bibia
(Dengan diftong "ia").

Dalam dialek Padang, kata Gambir, Air, Cibir, Bibir akan menjadi Gambi, Ai, Cibi, Bibi.

Dalam dialek Sungai Pagu, kata Gambir, Air, Cibir, Bibir akan menjadi Gambiu, Aiu, Cibiu, Bibiu (dengan diftong "iu").

Dalam dialek Pariaman, kata Gambir, Air, Cibir, Bibir akan menjadi Gambie, Aie, Cibie, Bibie (dengan diftong "ie").


15. Suku kata terakhir berbunyi "is" dalam bahasa Indonesia.
Habis - Abih
Manis - Manih
(Suku kata terakhir berbunyi "is" jadi "ih").

Dalam dialek Sungai Pagu, kata Habis, Manis akan menjadi Abi, Manyi.


16. Suku kata terakhir berbunyi "it" dalam bahasa Indonesia.
Sakit - Sakik
Terbit - Tabik
Sempit - Sampik
Bukit - Bukik
(Suku kata terakhir berbunyi "it" jadi "ik").


17. Suku kata terakhir berbunyi "uh" dalam bahasa Indonesia.
Jauh - Jauah
Keruh - Karuah
Buluh - Buluah
Basuh - Basuah
(Dengan diftong "ua").

Dalam dialek sebagian Solok, kata Jauh, Keruh, Buluh, Basuh akan menjadi Jaueh, Karueh, Bulueh, Basueh (dengan diftong "ue").

Dalam dialek Padang, kata Jauh, Keruh, Buluh, Basuh akan menjadi Jauh, Karuh, Buluh, Basuh.

Dalam dialek Sungai Pagu, kata Jauh, Keruh, Buluh, Basuh akan menjadi Jaua, Kaghua, Bulua, Basua (dengan diftong "ua").


18. Suku kata terakhir berbunyi "uk" dalam bahasa Indonesia.
Batuk - Batuak
Duduk - Duduak
Tepuk - Tapuak
(Dengan diftong "ua").

Dalam dialek sebagian Solok, kata Batuk, Duduk, Tepuk akan menjadi Batuek, Duduek, Tapuek (dengan diftong "ue").

Dalam dialek Padang, kata Batuk, Duduk, Tepuk akan menjadi Batuk, Duduk, Tapuk.


19. Suku kata terakhir berbunyi "ul" dalam bahasa Indonesia.
Timbul - Timbua
Kumpul - Kumpua
Betul - Batua
(Dengan diftong "ua").

Dalam dialek Pariaman, kata Timbul, Kumpul, Betul akan menjadi Timbue, Kumpue, Batue (dengan diftong "ue").

Dalam dialek Padang, kata Timbul, Kumpul akan menjadi Timbu, Kumpu, Batu.


20. Suku kata terakhir berbunyi "um" dalam bahasa Indonesia.
Belum - Balun/Alun
Minum - Minun
(Suku kata terakhir berbunyi "um" jadi "un").


21. Suku kata terakhir berbunyi "ung" dalam bahasa Indonesia.
Kampung - Kampuang
Burung - Buruang
Gunung - Gunuang
(Dengan diftong "ua").

Dalam dialek Solok Salayo, kata Kampung, Burung, Gunung akan menjadi Kampong, Burong, Gunong.


22. Suku kata terakhir berbunyi "up" dalam bahasa Indonesia.
Cukup - Cukuik
Hidup - Iduik
Telungkup - Tilungkuik
(Dengan diftong "ui").

Dalam dialek sebagian Tanah Datar, kata Cukup, Hidup, Tungkup akan menjadi Cukuk, Iduk, Tungkuk.


23. Suku kata terakhir berbunyi "ur" dalam bahasa Indonesia.
Kasur - Kasua
Kubur - Kubua
(Dengan diftong "ua").

Dalam dialek Padang dan Sungai Pagu, kata Kasur, Kubur akan menjadi Kasu, Kubu.

Dalam dialek Pariaman, kata Kasur, Kubur akan menjadi Kasue, Kubue (dengan diftong "ue").


24. Suku kata terakhir berbunyi "us" dalam bahasa Indonesia.
Haus - Auih
Terus - Taruih
Kurus - Kuruih
Hapus - Apuih
(Dengan diftong "ui").

Dalam dialek Sungai Pagu, kata Haus, Terus, Kurus, Hapus akan menjadi Aui, Taghui, Kughui, Apui (dengan diftong "ui").

Dalam dialek sebagian Solok, kata Haus, Terus, Kurus, Hapus akan menjadi Auh, Taruh, Kuruh, Apuh.


25. Suku kata terakhir berbunyi "ut" dalam bahasa Indonesia.
Kejut - Kajuik
Kusut - Kusuik
Rumput - Rumpuk
Sebut - Sabuik
(Dengan diftong "ui").

Dalam dialek Solok Salayo, kata Kejut, Kusut, Rumput, Sebut akan menjadi Kajuk, Kusuk, Rumpuk, Sabuk.

26. Suku kata terakhir berbunyi "am" dalam bahasa Indonesia
Ayam - Ayam
Malam - Malam
Hitam - Itam
Salam - Salam
(Tetap).

Dalm dialek Kinari Solok, kata Ayam, Malam, Hitam, Salam akan menjadi Ayen, Malen, Iten, Salen (suku kata terakhir berbunyi "am" jadi "en").


27. Suku kata terakhir berbunyi "an" dalam bahasa Indonesia.
Makan - Makan
Pinggan - Pinggan
Jalan - Jalan
(Tetap)

Dalam dialek Kinari Solok dan Ulakan Pariaman, kata Makan, Pinggan, Jalan akan menjadi Maken, Pinggen, Jalen (suku kata terakhir berbunyi "an" jadi "en").


28.
Langsung - Lansuang
Angsur - Ansua/Ansu
Angsa - Anso
Sengsara - Sansaro
("ng" berubah menjadi "n").


29.
Bunyi - Buni
("ny" jadi "n").


30.
Waktu - Wakatu
Kerja - Karajo
Pertama - Paratamo
Serta - Sarato
Mesjid - Masajik
("k" jadi "ka", "r" jadi "ra", "s" jadi "sa").


Imbuhan
Awalan
1. Awalan "Pe"
Pendusta - Panduto
Perekat - Parakek
Penghiba - Paibo
Pemanis - Pamanih
(Awalan "pe" jadi "pa").

2. Awalan "be"
Bekerja - Bakarajo
Berbalik - Babaliak
Bertelur - Batalua/batalu
Berdua - Baduo
Berbeda - Babeda
(Awalan "be" jadi "ba").

3. Awalan "me".
Mengalah - Mangalah
Mengharap - Maarok
Memakan - Mamakan
Mencari - Mancari
Menyatu - Manyatu
Menggergaji - Manggaragaji
Mempersulit - Mampasulik
(Awalan "me" jadi "ma").

4. Awalan "di".
Dibaca - Dibaco
Diambil - Diambiak/Diambik/Diambiek
(Tetap).

5. Awalan "ter".
Tertutup - Tatutuik
Terbuka - Tabukak
Terjatuh - Tajatuah
(Awalan "ter" jadi "ta").

6. Awalan "se".
Sekampung - Sakampuang
Seenak - Salamak
Sesudah - Sasudah
(Awalan "se" jadi "sa").

7. Awalan "pe".
Peringan - Paringan
Perberat - Pabarek.
(Awalan "pe" jadi "pa").

Akhiran
1. Akhiran "an".
Kubangan - Kubangan
Timbangan - Timbangan
(Tetap).

2. Akhiran "kan" atau "i".
Panaskan/Panasi - Angek an/Angekkan/Angek i
Namakan/Namai - Namo an/Namokan/Namo i
(Tetap).

Awalan dan akhiran
1. Awalan dan akhiran "pe dan an".
Pengakuan - Pangakuan
(Awalan dan akhiran "pe" dan "an" jadi "pa" dan "an").

2. Awalan dan akhiran "per dan an".
Perhentian - Parantian
Pertahanan - Patahanan
(Awalan dan akhiran "per" dan "an" akan menjadi "pa" dan "an").

3. Awalan dan akhiran "se dan nya".
Sepandai-pandainya - Sapandai-pandainyo
Sejauh-jauhnya - Sajauah-jauahnyo
(Awalan dan akhiran "se" dan "nya" jadi "sa" dan "nyo").

Dalam dialek Muaro Labuah / Sungai Pagu, kata Sepandai-pandainya, Sejauh-jauhnya akan menjadi Sapandai-pandaino, Sajaua-jauano (awalan dan akhiran "se" dan "nya" jadi "sa" dan "no").
 
Peta sebaran bahasa Minangkabau dialek "a" di pulau Sumatera


 
Peta wilayah adat Minangkabau yang sebagian penduduknya berdialek "a", dan sebagian lainnya berdialek "o"
 
Bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wilayah Budaya Minangkabau

Bahasa-bahasa Malayo-Chamic (cabang dari bahasa Malayo-Polynesia, dalam rumpun Austronesia) terbagi dua kelompok, yaitu Melayik dan Chamic. Bahasa-bahasa kelompok Melayik dituturkan oleh suku-suku Dayak yaitu Kendayan, Keninjal, Bamayo, Iban, dll. Kemudian Urak Lawoi', Melayu dan suku-suku serumpun Melayu lainnya seperti Minangkabau, Kerinci, Besemah, Banjar, Kutai, dll. Sedangkan kelompok bahasa-bahasa Chamic dituturkan oleh suku-suku Aceh, Cham, dll. Bahasa-bahasa Kreol Melayu dituturkan oleh suku Betawi, Melayu Kokos, Melayu Bali, Melayu Sri Lanka, dll. Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa Melayik yang dituturkan oleh suku/etnis Minangkabau dan suku/etnis yang berkaitan dengan Minangkabau. Bahasa ini dituturkan di pulau Sumatera bagian tengah (termasuk dialek Penghulu di prov. Jambi bagian barat) hingga pesisir barat pulau Sumatera bagian utara (dialek Pasisi di pesisir barat prov. Sumatera Utara dan dialek Jamee / Jamu di pesisir barat prov. Aceh). Di semenanjung Tan

3. Suku bangsa Pomak (Помаци Pomatsi)

            Orang Pomak adalah komunitas muslim berbahasa Bulgaria yang berasal dari atau pribumi Bulgaria, Yunani bagian utara, Turki, Albania, Makedonia dan Kosovo. Orang Pomak menuturkan bahasa Bulgaria sebagai bahasa ibu mereka yang di Yunani dan Turki dikenal sebagai bahasa Pomak. Mereka biasanya didefinisikan sebagai Muslim Slavia. Kebanyakan orang Pomak yang hidup diluar negara Bulgaria biasanya fasih berbahasa tempatan, contohnya, orang Pomak yang hidup di Albania fasih berbahasa Albania, yang hidup di Yunani fasih berbahasa Yunani dan fasih berbahasa Turki di negara Yunani dan Turki. Belakangan ini,masyarakat Pomak di dua negara, khususnya di negara Turki, kebanyakan dari mereka telah mengadopsi bahasa Turki sebagai bahasa pertama sebagai akibat pendidikan dan hubungan keluarga dengan masyarakat Turki. Hingga saat ini, Asal usul Suku bangsa Pomak masih diperdebatkan, tetapi kebanyakan dari mereka saat ini menganggap bahwa nenek moyang mereka adalah asli suku bangsa Bul

Bahasa Minang (bagian 2)

Kelompok dialek Timur Dituturkan oleh masyarakat Minangkabau yang mendiami pedalaman Sumatera Barat bagian timur hingga Riau bagian tengah, meliputi bagian utara dan timur kabupaten Pasaman (Rao Mapat Tunggul sekitarnya), Bagian utara dan timur kabupaten Pasaman Barat (Aia Bangih dan Talu sekitarnya), Rokan Hulu Riau, Rokan Hilir Riau, kabupaten Lima Puluh Kota, kota Payakumbuh, Kampar Riau, Pelalawan Riau, sebagian kabupaten Tanah Datar, sebagian kecil kabupaten Solok, kabupaten Sijunjung, kota Sawahlunto, Kuantan Singingi Riau, bagian barat Indragiri Hulu Riau, bagian timur kabupaten Solok Selatan, dan kabupaten Dharmasraya serta barat provinsi Jambi : kabupaten Bungo, Tebo, Merangin, Sarolangun (dialek suku Penghulu). Bahasa Nogori di Negeri Sembilan dan Naning Melaka (Malaysia) juga masih bagian bahasa Minang kelompok dialek Timur. 1. Suku kata terakhir bervokal "a" dalam bahasa Indonesia. Apa - Apo Ada - Ado Nama - Namo (Vokal "a" di suku kata terakhir