Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia. Berdasarkan administrasi Republik Indonesia, pulau Sumatera terbagi menjadi sepuluh provinsi yaitu : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau (gugusan kepulauan lepas pantai provinsi Riau), Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung (pulau-pulau di lepas pantai provinsi Sumatera Selatan), dan Lampung.
Melayu Asahan, terutama mendiami pesisir, tepian sungai Asahan bagian hilir dan sungai Silau bagian hilir di kabupaten Asahan dan kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai.
Melayu di Labuhanbatu Utara, terutama mendiami tepian sungai Kualuh bagian hilir hingga muaranya di kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Mereka juga dikenal sebagai masyarakat Melayu Kualuh dan dulunya merupakan rakyat kesultanan Kualuh yang berkedudukan di Tanjung Pasir.
Melayu di Labuhanbatu, terutama mendiami tepian sungai Bilah bagian hilir hingga muaranya (dikenal sebagai orang Melayu Bilah) dan tepian sungai Panai (sungai Barumun bagian hilir) hingga muaranya serta pesisir kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara (mereka dikenal sebagai orang Melayu Panai). Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Bilah yang berkedudukan di Negeri Lama dan kesultanan Panai yang berkedudukan di Labuhan Bilik.
Melayu di Labuhanbatu Selatan atau dikenal sebagai orang Melayu Kota Pinang, terutama mendiami tepian sungai Barumun bagian tengah di kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Kota Pinang yang berkedudukan di Kota Pinang.
Mereka semua berbahasa Melayu dengan ciri berakhiran "o" (Apo), namun juga ada yang berakhiran "a" (Apa).
4. Melayu di Rokan Hilir (Riau)
Melayu di Rokan Hilir, terutama mendiami pesisir dan tepian sungai di kabupaten Rokan Hilir, Riau. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Siak. Melayu Rokan Hilir terbagi kedalam tiga negeri asal mereka yaitu Kubu di pesisir dan tepian sungai Kubu. Bangko di pesisir, tepian sungai Bangko dan hilir hingga muara sungai Rokan serta sungai lainnya. Tanah Putih di tepian hilir sungai Rokan sebelum Bangko.
5. Melayu di Dumai, Bengkalis bagian pesisir, Siak bagian hilir hingga pesisir dan kepulauan Meranti (Riau)
mendiami pesisir, tepian sungai, dan pulau-pulau di lepas pantai daratan Riau dalam kabupaten Bengkalis, lalu di tepian sungai Siak bagian hilir hingga muaranya, dan tepian sungai lainnya serta di pesisir kabupaten Siak hingga kepulauan Meranti (pulau Merbau, Rangsang, Tebing Tinggi, dan sekitarnya) di lepas pantai kabupaten Siak. Masyarakat Melayu Dumai, Bengkalis, Siak, dan kepulauan Meranti dulu merupakan rakyat kesultanan Siak. Mereka berbahasa Melayu berakhiran "o" (Apo), namun juga ada yang berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin) di sebagian Bengkalis dan sebagian Meranti).
Melayu pesisir Pelalawan, terutama mendiami kuala sungai Kampar, pesisir serta pulau-pulau di sekitarnya di kabupaten Pelalawan, Riau. Dulu mereka juga merupakan rakyat kesultanan Pelalawan yang berkedudukan di Pangkalan Kerinci. Dialek Melayu di pesisir Pelalawan dan pulau-pulau disekitarnya sama dengan dialek Melayu dari pesisir Indragiri Hilir dan kepulauan Riau yang berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin).
6. Melayu Indragiri (Riau)
Terutama mendiami tepian sungai Indragiri hingga muaranya dan sungai-sungai lainnya serta di pesisir, meliputi kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, Riau. Di hulu menuturkan dialek Hulu yang berakhiran e pepet dan ada juga yang berakhiran o. Di pesisir menuturkan bahasa Melayu yang sama dengan di pesisir Pelalawan dan kepulauan Riau yang berakhiran e pepet. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Indragiri yang berkedudukan di Rengat. Mereka berbahasa Melayu berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin), juga ada yang berakhiran "o", di bagian selatan Indragiri Hilir.
7. Melayu Riau di provinsi kepulauan Riau
Mendiami kepulauan Karimun, kepulauan Batam, kepulauan Bintan, kepulauan Lingga, serta kepulauan Anambas dan Natuna. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Riau-Lingga yang berkedudukan di Daik, Lingga. Mereka berbahasa Melayu berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin).
8. Melayu di hilir dan Pesisir Jambi
11. Melayu Bangka Belitung
Melayu di pulau Bangka menuturkan bahasa Melayu Bangka ada yang berakhiran "e taling", ada yang berakhiran "e pepet".
Pulau Sumatera didiami oleh beragam suku/etnis dengan budaya dan bahasa mereka masing-masing. Secara garis besar, berdasarkan kedekatan bahasanya, suku/etnis yang mendiami pulau Sumatera yaitu : suku Aceh (provinsi Aceh), Melayu dan kerabatnya (provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung), Batak dan kerabatnya (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau), Rejang (provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan), Lampung dan kerabatnya (Lampung dan Sumatera Selatan).
* Batak dan kerabatnya terdiri dari suku Batak Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing juga Alas dan Kluet.
* Melayu terdiri dari Melayu di pesisir timur Sumatera dan kota Bengkulu (Melayu di pesisir timur Aceh bagian selatan, Melayu di pesisir timur Sumatera Utara, Melayu di hilir dan pesisir Riau serta kepulauan Riau, Melayu di hilir dan pesisir provinsi Jambi, Melayu di hilir dan pesisir Sumatra Selatan, Melayu di Bangka Belitung), kerabatnya ada Minangkabau, Aneuk Jamee, Pasisi, Lubu/Siladang, Batin, Kerinci, Pekal, Lembak, Kaur, Rawas, Musi, Belida, Penesak, Pegagan, Serawai, Lintang, Kikim, Besemah, Semidang, Gumai, Kisam, Semende, Lematang, Rambang, Enim dan Ogan. Suku-suku lain yang masih kerabat suku Melayu adalah suku Bonai, Sakai, Talang Mamak, Akit, Duano, suku Laut, Anak Dalam, Sekak dan Lom.
* Lampung terdiri dari suku Lampung, Merpas, Ranau, Daya, Owam, Komering, dan Haji.
* Sedangkan suku-suku lain nya ada Simolol-Devayan dan Sigulai (pulau Simeulue, kepulauan Banyak, Aceh), Gayo (Aceh), Nias (pulau Nias, Sumatera Utara), Mentawai (kepulauan Mentawai, Sumatera Barat), Nasal (Kaur, Bengkulu), dan Enggano (pulau Enggano, Bengkulu).
Melayu di Sumatera
Yaitu masyarakat Melayu yang mendiami sepanjang pesisir timur pulau Sumatera, dimulai dari kabupaten Aceh Tamiang di utara hingga kabupaten Ogan Komering Ilir di selatan. Dari tepian sungai-sungai besar yang bermuara ke pantai timur Sumatera (bagian hilir sampai muara) hingga kepulauan lepas pantai timur Sumatera. Juga di pesisir barat Sumatra yaitu kota Bengkulu. Suku Melayu di Sumatera ini terdiri dari Melayu di Aceh Temiang, Melayu di pesisir timur Sumatera Utara (Melayu di Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batu Bara, Asahan, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu, dan Labuhanbatu Selatan), Melayu di pesisir dan kepulauan Riau (Melayu di pesisir Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Siak, kepulauan Meranti, Pelalawan, Indragiri Hulu dan Hilir, Karimun, Lingga, Batam, Bintan, Anambas dan Natuna, dan pulau-pulau lain di sekitarnya), Melayu di hilir dan pesisir provinsi Jambi, Melayu di kota Bengkulu, Melayu di hilir dan pesisir provinsi Sumatra Selatan dan Melayu di Bangka Belitung. Berdasarkan klasifikasi ethnologue, bahasa yang dituturkan masyarakat Melayu di pesisir timur Sumatera yaitu bahasa Melayu dengan kode bahasa zlm, Bangka, Melayu Jambi, Musi dan Melayu Tengah.
1. Melayu Temiang (provinsi Aceh)
Terutama mendiami pesisir dan tepian sungai di kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. Mereka berbahasa Melayu dialek Temiang hulu berakhiran "o" (Apo) dan Temiang hilir berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin).
2. Melayu di Langkat dan Deli (Sumatera Utara)
Melayu Langkat, terutama mendiami pesisir, tepian sungai Bingai, sungai Wampu, sungai Batang Serangan, sungai Besitang, dan lain-lain di kabupaten Langkat dan kota Binjai, Sumatera Utara. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Langkat yang berkedudukan di Tanjung Pura.
Melayu Deli, terutama mendiami pesisir, tepian sungai Deli, dan sungai lainnya di sebagian kabupaten Deli Serdang dan kota Medan, Sumatera Utara. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Deli yang berkedudukan di Medan.
Mereka berbahasa Melayu dialek Langkat - Deli yang berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin), namun juga ada yang berakhiran "a" (Apa).
3. Melayu di sebagian Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batu Bara, Asahan, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu, dan Labuhanbatu Selatan (Sumatera Utara)
Melayu Serdang, terutama mendiami pesisir dan tepian sungai di sebagian kabupaten Deli Serdang, kabupaten Serdang Bedagai dan kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Serdang yang berkedudukan di Perbaungan.
Melayu Batu Bara, terutama mendiami pesisir dan tepian sungai di kabupaten Batu Bara.
Melayu di Sumatera
Yaitu masyarakat Melayu yang mendiami sepanjang pesisir timur pulau Sumatera, dimulai dari kabupaten Aceh Tamiang di utara hingga kabupaten Ogan Komering Ilir di selatan. Dari tepian sungai-sungai besar yang bermuara ke pantai timur Sumatera (bagian hilir sampai muara) hingga kepulauan lepas pantai timur Sumatera. Juga di pesisir barat Sumatra yaitu kota Bengkulu. Suku Melayu di Sumatera ini terdiri dari Melayu di Aceh Temiang, Melayu di pesisir timur Sumatera Utara (Melayu di Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batu Bara, Asahan, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu, dan Labuhanbatu Selatan), Melayu di pesisir dan kepulauan Riau (Melayu di pesisir Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Siak, kepulauan Meranti, Pelalawan, Indragiri Hulu dan Hilir, Karimun, Lingga, Batam, Bintan, Anambas dan Natuna, dan pulau-pulau lain di sekitarnya), Melayu di hilir dan pesisir provinsi Jambi, Melayu di kota Bengkulu, Melayu di hilir dan pesisir provinsi Sumatra Selatan dan Melayu di Bangka Belitung. Berdasarkan klasifikasi ethnologue, bahasa yang dituturkan masyarakat Melayu di pesisir timur Sumatera yaitu bahasa Melayu dengan kode bahasa zlm, Bangka, Melayu Jambi, Musi dan Melayu Tengah.
1. Melayu Temiang (provinsi Aceh)
Terutama mendiami pesisir dan tepian sungai di kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. Mereka berbahasa Melayu dialek Temiang hulu berakhiran "o" (Apo) dan Temiang hilir berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin).
2. Melayu di Langkat dan Deli (Sumatera Utara)
Melayu Langkat, terutama mendiami pesisir, tepian sungai Bingai, sungai Wampu, sungai Batang Serangan, sungai Besitang, dan lain-lain di kabupaten Langkat dan kota Binjai, Sumatera Utara. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Langkat yang berkedudukan di Tanjung Pura.
Melayu Deli, terutama mendiami pesisir, tepian sungai Deli, dan sungai lainnya di sebagian kabupaten Deli Serdang dan kota Medan, Sumatera Utara. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Deli yang berkedudukan di Medan.
Mereka berbahasa Melayu dialek Langkat - Deli yang berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin), namun juga ada yang berakhiran "a" (Apa).
3. Melayu di sebagian Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batu Bara, Asahan, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu, dan Labuhanbatu Selatan (Sumatera Utara)
Melayu Serdang, terutama mendiami pesisir dan tepian sungai di sebagian kabupaten Deli Serdang, kabupaten Serdang Bedagai dan kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Serdang yang berkedudukan di Perbaungan.
Melayu Batu Bara, terutama mendiami pesisir dan tepian sungai di kabupaten Batu Bara.
Melayu Asahan, terutama mendiami pesisir, tepian sungai Asahan bagian hilir dan sungai Silau bagian hilir di kabupaten Asahan dan kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai.
Melayu di Labuhanbatu Utara, terutama mendiami tepian sungai Kualuh bagian hilir hingga muaranya di kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Mereka juga dikenal sebagai masyarakat Melayu Kualuh dan dulunya merupakan rakyat kesultanan Kualuh yang berkedudukan di Tanjung Pasir.
Melayu di Labuhanbatu, terutama mendiami tepian sungai Bilah bagian hilir hingga muaranya (dikenal sebagai orang Melayu Bilah) dan tepian sungai Panai (sungai Barumun bagian hilir) hingga muaranya serta pesisir kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara (mereka dikenal sebagai orang Melayu Panai). Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Bilah yang berkedudukan di Negeri Lama dan kesultanan Panai yang berkedudukan di Labuhan Bilik.
Melayu di Labuhanbatu Selatan atau dikenal sebagai orang Melayu Kota Pinang, terutama mendiami tepian sungai Barumun bagian tengah di kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Kota Pinang yang berkedudukan di Kota Pinang.
Mereka semua berbahasa Melayu dengan ciri berakhiran "o" (Apo), namun juga ada yang berakhiran "a" (Apa).
4. Melayu di Rokan Hilir (Riau)
Melayu di Rokan Hilir, terutama mendiami pesisir dan tepian sungai di kabupaten Rokan Hilir, Riau. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Siak. Melayu Rokan Hilir terbagi kedalam tiga negeri asal mereka yaitu Kubu di pesisir dan tepian sungai Kubu. Bangko di pesisir, tepian sungai Bangko dan hilir hingga muara sungai Rokan serta sungai lainnya. Tanah Putih di tepian hilir sungai Rokan sebelum Bangko.
5. Melayu di Dumai, Bengkalis bagian pesisir, Siak bagian hilir hingga pesisir dan kepulauan Meranti (Riau)
mendiami pesisir, tepian sungai, dan pulau-pulau di lepas pantai daratan Riau dalam kabupaten Bengkalis, lalu di tepian sungai Siak bagian hilir hingga muaranya, dan tepian sungai lainnya serta di pesisir kabupaten Siak hingga kepulauan Meranti (pulau Merbau, Rangsang, Tebing Tinggi, dan sekitarnya) di lepas pantai kabupaten Siak. Masyarakat Melayu Dumai, Bengkalis, Siak, dan kepulauan Meranti dulu merupakan rakyat kesultanan Siak. Mereka berbahasa Melayu berakhiran "o" (Apo), namun juga ada yang berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin) di sebagian Bengkalis dan sebagian Meranti).
Melayu di bagian hulu, terutama di tepian sungai Siak bagian hulu dan anak sungainya di kabupaten Siak dan Bengkalis dan tepian sungai Kampar di Pelalawan. Mereka menuturkan dialek Hulu yang berakhiran "o" (Apo). Mereka dulunya merupakan rakyat kesultanan Siak dan kesultanan Pelalawan.
Melayu pesisir Pelalawan, terutama mendiami kuala sungai Kampar, pesisir serta pulau-pulau di sekitarnya di kabupaten Pelalawan, Riau. Dulu mereka juga merupakan rakyat kesultanan Pelalawan yang berkedudukan di Pangkalan Kerinci. Dialek Melayu di pesisir Pelalawan dan pulau-pulau disekitarnya sama dengan dialek Melayu dari pesisir Indragiri Hilir dan kepulauan Riau yang berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin).
6. Melayu Indragiri (Riau)
Terutama mendiami tepian sungai Indragiri hingga muaranya dan sungai-sungai lainnya serta di pesisir, meliputi kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir, Riau. Di hulu menuturkan dialek Hulu yang berakhiran e pepet dan ada juga yang berakhiran o. Di pesisir menuturkan bahasa Melayu yang sama dengan di pesisir Pelalawan dan kepulauan Riau yang berakhiran e pepet. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Indragiri yang berkedudukan di Rengat. Mereka berbahasa Melayu berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin), juga ada yang berakhiran "o", di bagian selatan Indragiri Hilir.
7. Melayu Riau di provinsi kepulauan Riau
Mendiami kepulauan Karimun, kepulauan Batam, kepulauan Bintan, kepulauan Lingga, serta kepulauan Anambas dan Natuna. Dulu mereka merupakan rakyat kesultanan Riau-Lingga yang berkedudukan di Daik, Lingga. Mereka berbahasa Melayu berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin).
8. Melayu di hilir dan Pesisir Jambi
Melayu Jambi mendiami tepian sungai Batang Hari di Tebo, Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Menuturkan bahasa Melayu Jambi yang berakhiran "o".
Orang Melayu Timur mendiami pesisir kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, provinsi Jambi. Mereka juga mendiami pesisir Indragiri Hilir, Riau. Mereka berbahasa Melayu berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin).
9. Melayu di kota Bengkulu
Mendiami kota Bengkulu. Mereka menuturkan bahasa Melayu Tengah dialek Bengkulu yang berakhiran "o".
10. Melayu di hilir dan pesisir Sumatra Selatan
Melayu Palembang mendiami kota Palembang. Menuturkan bahasa Musi dialek Palembang yang berakhiran "o".
Melayu pesisir di pesisir Banyuasin dan pesisir Ogan Komering Ilir menuturkan bahasa Musi dialek pesisir yang berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin)
11. Melayu Bangka Belitung
Melayu di pulau Bangka menuturkan bahasa Melayu Bangka ada yang berakhiran "e taling", ada yang berakhiran "e pepet".
Melayu Belitung berbahasa Melayu berakhiran "e pepet" (Ape Upin Ipin).
Komentar
Posting Komentar